Setelah sekiaan lama nggak ngeblog akhirnyaa owner dari blog ini muncul lagi yeey :D
setelah disibukin sama segunung tugas kuliah, organisasi, dll *kebanyakan alasan ngeblog kan padahal nggak butuh waktu lama* haha
emang sih belakangan ini setahun terakhir mood ngeblog ga ada kalaupun ada cuma posting cerpen / fanfic aja . sebenernya sekarang juga sih pengen aja share cerpen yang dibuat tahun 2012 :3 *wink*
selagi nganggur KP iseng-iseng buka arsip lama , nemu cerita ini diedit dikit terus jadi deeh !!
oke ini cerpen based on true story, true story nya siapa? yaah ownernya lah kalau punya orang lain ga orisinil dong melanggar hak cipta. tapi karena ini kisah lama jadi owner juga lupa-lupa inget cerita aslinya jadi ditambah sedikit bumbu-bumbu imajinasi cerita ini tetep jadi cerita fiksi. okee selamat membacaa minna-san ^^
18 Juni 2009
Hai
nama aku Fitriana Ramadhan biasa dipanggil nana. Umurku sekarang 15 tahun dan
duduk di kelas 2 SMA. Ngomong-ngomong tentang cinta pertama kata orang-orang
itu cinta pertama manis, ada yang bilang cuma cinta monyet, ada juga yang
bilang banyak pahitnya hmm kalau cinta pertama aku sendiri itu manis-manis
pahi. Yuk intip kisahku tentang cinta pertamaku yang manis, pahit, asam,
nano-nano lah rasanya J
2 Juli 2005
Aku
memasuki kelas baru dengan takut-takut, dengan terus menggandeng lengan ibuku mataku
menyusuri tiap sudut kelas baru itu. Aku mengamati wajah teman baruku satu
persatu, sambil berharap dan mengira-ngira siapa anak yang nantinya akan kujadikan
teman bermain selama 3 tahun kedepan ini. Beberapa saat kemudian masuklah pria
paruh baya yang berwajah ramah dan selalu tersenyum . “Asyik pasti beliau ini
wali kelasku!” batinku pada saat itu. Selesai mengucapkan salam Pak Guru itu memperkenalkan
diri terlebih dahulu, nama beliau pak Bekti, seperti raut wajahnya beliau adalah
orang yang ramah dan mengajar Pendidikan Agama Islam. Setelah itu pak Bekti mulai
mengabsen murid-murid barunya. Sekitar 10 anak yang sudah selesai diabsen,
tiba-tiba..
“Assalamualaikum , maaf pak saya
terlambat!” kata seorang anak yang baru saja muncul di depan pintu kelas. Pak
guru tersenyum dan mempersilahkan anak itu untuk segera duduk di bangku yang
masih kosong.
Karena anak yang baru masuk itu
satu-satunya yang sudah berpakaian seragam putih-biru di antara teman-temannya
yang masih mengenakan seragam merah-putih, dalam sekejap pandangan anak seluruh
kelas langsung mengarah kepadanya. Tak terkecuali aku sendiri, mataku terus
mengikuti anak tersebut hingga ia duduk tepat di bangku belakangnya. Ketika
mata kami hampir saling berpandangan buru-buru aku memalingkan mata dan kembali
memperhatikan apa yang disampaikan guru di depan.
Sesekali aku melihat ke arah
belakang bertanya-tanya siapa nama anak itu? Dari sekolah mana asalnya? Dan
masih banyak pertanyaan lainnya. Tipikal anak pintar dan rajin, pikirku saat
itu melihat penampilannya. Dengan seragam smp yang masih baru dan rapi, tas ransel yang masih berada di punggung,
plus memakai kacamata. Tersenyum kecil aku akhirnya kembali menghadap ke papan
tulis. Mungkin ketertarikanku pada anak itu sudah dimulai sejak pertama kali aku
melihatnya di hari pertama sekolah.
......................................................................................................................................................